Template by:
Free Blog Templates

TIK dalam Pendidikan di Indonesia

Landasan Strategis pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia sudah cukup baik. Pertama kita mempunyai Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional. Selain itu, kita mempunyai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2008 yang di antaranya meliputi masalah jaringan pendidikan nasional dan interneyt untuk SMA dan sederajat. Begitu juga Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas. Tambahan pula Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009 yang antara lain meliput pengembangan dan penggunaan TIK dalam upaya perbaikan pendidikan. Lebih ditegaskan lagi, pada dua tahun terakhir ini, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat secara terus menerus menekankan dan memantau perlunya upaya sungguh-sungguh dari jajaran Depdiknas dalam mencapai sasaran minimal 1 perangkat komputer untuk setiap 20 siswa baik di tingkat SMA maupun SMP atau yang sederajat. Dalam Renstra pendidikan nasional 2005-2009, peran TIK diharapkan mampu menunjang pilar kebijakan pendidikan: perluasan dan pemerataan akses pendidikan;
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; dan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Dalam kaitan dengan akses pendidikan telah dimunculkan TV Edukasi sejak tahun 2004 yang merupakan televisi yang mengkhususkan pada siaran pendidikan, termasuk program pembelajaran. Selain itu sejak 2006, jaringan pendidikan nasional, yang lebih dikenal dengan kependekan Jardiknas, telah dikembangkan yang dapat dimanfaatkan guna keperluan komunikasi data administrasi, konten pembelajaran, serta informasi dan kebijakan pendidikan.
TV Edukasi menurut Gani (2008) telah berkembang dengan jumlah perangkat penerima siaran TV untuk SMP dan MTs yang cukup besar: 80.275 unit Pesawat TV, 33.679 unit DVD Player, 17.412 unit TVRO (Parabola), 2.515 unit Genset (Generator), 50 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan pada saat ini didukung 70 TV Lokal/Kabel sebagai Mitra TVE. Pola Siaran TVE meliputi informasi, tutorial dan pengayaan. Informasi mencakup berita, pola siaran yang berisikan kebijakan, profil guru, dan lain sebagainya. Tutorial yang berkaitan dengan pendidikan formal berisikan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum Program SD, SMP, SMA, SMK, PJJ S-1 PGSD konsorsium dan Program S1 PGSD Non Konsorsium. Sedangkan pengayaan berisikan materi pengkayaan dan materi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Guru.
Jaringan pendidikan nasional pada tahun 2008 ini menghubungkan 24.015 nodes, sesuai dengan Inpres No. 5/2008. Nodes sebanyak itu tersebar pada zona kantor dan zona perguruan tinggi sebanyak 1072 nodes, zona sekolah 15.000 nodes, dan zona perorangan/guru (KKG/MGMP) 7.943 nodes. Jardiknas zona sekolah meliputi 15.000 sekolah: 4.336 SMA, 3.488 SMK, 2.678 MA, 3.057 SMP, 939 MTs, 343 SD, 121 MI, dan 38 SLB.
Terdapat pula upaya lain yaitu penyediaan Internet gratis yang telah dirancang menghubungkan 17.000 SMA dan sederajat. Dirancang adanya schoolNet kelompok SMA dan sederajat melalui Jardiknas Depdiknas: 4.336 SMA, 3.488 SMK, dan 2.678 MA. Selain itu 6.498 sekolah pada tingkat SMA dan yang sederajat dirancang memperoleh penyediaan Internet gratis ini melalui inisiasi CSR DeTIKNas.
Dalam penguatan implementasi Jardiknas dilakukan berbagai upaya seperti standarisasi berdasarkan Permendiknas nomor 38/2008 yang meliputi standarisasi pengelolaan, sistem, konten, SDM TIK, dan keamanan. Selain itu terdapat pelatihan pengembangan TIK untuk guru yang meliputi pengembang TIK untuk TV Edukasi, TIK berbasis online, dan TUK untuk PJJ.